WASPADALAH,,KEPITING DI BALIK BATU
Jembatan Ampera Dipercantik dengan Lampu Hias CinaPalembang, 24 Juli 2006 13:00Jembatan Ampera, yang menghubungkan wilayah Seberang Ulu dan Seberang Ilir Palembang, dan membentang di atas Sungai Musi, dalam waktu dekat akan dipasang lampu hias dengan teknologi terbaru dari Cina senilai Rp 3 miliar.Lampu hias tersebut diperkirakan pada puncak peringatan HUT RI pada 17 Agustus 2006 mendatang sudah bisa dinikmati warga kota ini, kata Walikota Palembang, Eddy Santana Putra di Palembang, Senin.Menurut Eddy, lampu hias itu akan di pasang di kedua menara jembatan yang tingginya mencapai 63 meter dari permukaan jembatan, sehingga dari jarak ratusan meter kemegahannya sudah bisa terlihat .Lampu hias tersebut merupakan sumbangan pihak sponsor, tidak ada uang APBD yang dipakai untuk memasang lampu di Jembatan Ampera yang dibangun sejak tahun 1962 itu."Warga jangan khawatir pemasang lampu itu menggunakan uang pembangunan dan sebagai tindakan pemborosan, tidak ada uang rakyat yang digunakan untuk membeli lampu hias," katanya.Ia mengatakan, Jembatan Ampera merupakan salah satu objek wisata yang mendukung kegiatan wisata air Sungai Musi, karena itu pihaknya akan terus berupaya mempercantik jembatan bersejarah tersebut.Selain memasang lampu hias, pihaknya juga akan melakukan penertiban warga yang suka membuang sampah, buang air kecil (kencing) sembarangan dan memancing ikan dari atas Jembatan Ampera."Polisi Pamong Praja akan melakukan penertiban warga guna mendukung kegiatan pembangunan serta pengembangan wisata," tambahnya. [TMA, Ant]
Demikian diberiktakan Gatra.com tanggal 24 Juli 2006.
Jika benar biaya pembuatan lampu hias pada jembatan ampera Palembang hingga sebesar 3 milyar rupiah atau berapapun jumlahnya dan berasal dari sponsor, maka boleh dikata itu suatu sumbangan besar dari orang (sponsor) yang baik hati.
Untuk itu saya ucapkan terimaksih bagi para donatur atau sponsor.
Namun sepertinya akan lebih bermanfaat yang baik dan benar jika dana itu digunakan untuk kegiatan dan peningkatan perekonomian rakyat Palembang.Misalnya memberikan dana itu kepada para pedagang kecil kota Palembang sebagai pinjaman lunak dan bergilir.
Apa daya, para pemilik uang (sponsor) memperuntukkan uangnya untuk kemegahan kota Palembang yang entah untuk siapa dan apa manfaatnya????? Sekali lagi,,,entaaaahhh...???
Selanjutnya, adalah suatu yang perlu diwaspadai,,terlebih-lebih para pengambil keputusan di kota palembang atau provinsi Sumsel tentang maksud atau niat dibalik pemberian dana oleh para sponsor tersebut.
Jangan-jangan ada kepiting dibalik batu, waspadalah....ntar bisa-bisa kepitingnya menjepit jari-jari???
Jangan oleh karena memberikan sesuatu akhirnya keputusan-keputusan di kota Palembang atau Sumsel menjadi tidak mencerminkan keadilan, mengelurakan keputusan yang tidak seharusnya.
Boleh saja terjadi, seseorang oleh karena telah memberi semacam kontribusi kemudian meminta balas jasa dalam bentuk-bentuk pemberian fasilitas tertentu, menjadi pemenang tender dalam proyek-proyek tertentu misalnya.
Waspadalah!!!, begitu bang napi pada salah satu acara stasiun TV swasta selalu memperingatkan.
Demikian diberiktakan Gatra.com tanggal 24 Juli 2006.
Jika benar biaya pembuatan lampu hias pada jembatan ampera Palembang hingga sebesar 3 milyar rupiah atau berapapun jumlahnya dan berasal dari sponsor, maka boleh dikata itu suatu sumbangan besar dari orang (sponsor) yang baik hati.
Untuk itu saya ucapkan terimaksih bagi para donatur atau sponsor.
Namun sepertinya akan lebih bermanfaat yang baik dan benar jika dana itu digunakan untuk kegiatan dan peningkatan perekonomian rakyat Palembang.Misalnya memberikan dana itu kepada para pedagang kecil kota Palembang sebagai pinjaman lunak dan bergilir.
Apa daya, para pemilik uang (sponsor) memperuntukkan uangnya untuk kemegahan kota Palembang yang entah untuk siapa dan apa manfaatnya????? Sekali lagi,,,entaaaahhh...???
Selanjutnya, adalah suatu yang perlu diwaspadai,,terlebih-lebih para pengambil keputusan di kota palembang atau provinsi Sumsel tentang maksud atau niat dibalik pemberian dana oleh para sponsor tersebut.
Jangan-jangan ada kepiting dibalik batu, waspadalah....ntar bisa-bisa kepitingnya menjepit jari-jari???
Jangan oleh karena memberikan sesuatu akhirnya keputusan-keputusan di kota Palembang atau Sumsel menjadi tidak mencerminkan keadilan, mengelurakan keputusan yang tidak seharusnya.
Boleh saja terjadi, seseorang oleh karena telah memberi semacam kontribusi kemudian meminta balas jasa dalam bentuk-bentuk pemberian fasilitas tertentu, menjadi pemenang tender dalam proyek-proyek tertentu misalnya.
Waspadalah!!!, begitu bang napi pada salah satu acara stasiun TV swasta selalu memperingatkan.