BELAJAR LAH MALU
catatan ini merupakan komentar atas pemberitaan Gatra.com dengan judul berita "Pemerintah Targetkan Tempatkan Satu Juta TKI pada 2007Jakarta, 22 Mei 2007 16:48
smars@smarslawfirm.com, 23/05/2007 13:45)
Apakah pejabat negeri ini sudah tidak punya rasa malu atau tidak tahu malu atas perlakukan yang dialami oleh banyak TKI khususnya perempuan di luar negeri???
Belajarlah malu, jangan sampai disebut orang tidak tahu malu.Sebab apabila tidak tahu malu, maka itu tak layak disebut sebagai manusia.
Belajarlah malu.Jangan malu belajar.Sebab jika malu belajar maka itu disebut bodoh.Jika bodoh maka tak layak disebut pejabat terlebih-lebih tak layak disebut pemimpin.
Pejabat yang tahu malu tentu akan berusaha agar rakyat atau warga negaranya merasa nyaman dan tenteram dihormati dimanapun mereka berada.Bukan menjadi bulan-bulanan dinegeri orang. Dilakukan tidak manusiawi dinegeri orang.
Supaya warga negara/rakyatnya tidak diperlakukan tidak manusiawi / kasar di negeri orang sebagai TKI yang mayoritas menjadi PRT, maka ciptakanlah lapangan kerja didalam negeri.Jika harus mengirim Tenaga Kerja ke luar negeri kirimlah tenaga kerja yang ahli, cukup berpendidikan, bukan pekerja kasar (minim tingkat pendidikan) jika tidak boleh menyebutnya tidak berpendidikan.
Jika belum mampu menyediakan lapangan kerja didalam negeri dan mengirim tenaga kerja yang cukup berpendidikan, maka kirim pulalah perlindungan hukum yang memadai menyertai TKI tersebut dimana mereka berada.Jika tidak demikian, maka sebaiknya berhentilah jadi pejabat.Jangan menari dan berbangga diatas penderitaan TKI.
Jangan memberi slogan "pahlawan devisa" kepada TKI tanpa makna selain hanya kesan lips service.
Jika pejabat negeri ini menganggap para TKI sebagai Pahlawan Devisa, maka hormatilah mereka. Beri dan bekali pendidikan serta perlindungan hukum yang memadai.
Pahlawan kok dibiarkan diperlakukan tidak manusiawi.Selaraskan ucapan dengan tindakan.Jangan hanya bicara tanpa manis dan indah tanpa dibarengi dengan perbuatan yang selaras dan sesuai dengan ucapan.Jika demikian itu tak layak disebut sebagai pejabat terlebih-lebih sebagai pemimpin.Manis dibibir itu identik dengan penipu.
Jika masih berniat mengirim TKI tanpa bekal pendidikan yang memadai (tenaga yang cukup ahli) serta tanpa disertai dengan perlindungan hukum yang memadai pula, maka berhentilah jadi pejabat.
Jangan menari dan berbangga diatas penderitaan TKI.Jika masih juga dilakukan mengirim tenaga kerja tanpa pendidikan yang memadai dan tanpa perlindungan yang memadai maka itu layak disebut mendholimi warga dan rakyatnya sendiri.
Pejabat/pemerintah yang mendholimi warga atau rakyatnya teramat pedih siksa balasan-Nya. Sebab tak satupun perbuatan pejabat yang dholim luput dari catatan-Nya dan balasan-Nya.
Ketentuan-Nya adalah Pasti.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home