RAYA INDONESIA

Thursday, March 30, 2006

KITA WUJUDKAN ISLAM ITU RAHMAT BAGI SEKALIAN ALAM

Assalamualaikum wrwb.

Wahai saudar/i ku yang baik hati
Mayoritas bangsa ini adalah umat Islam
Allah SWT memberkahi negeri ini dengan harta kekayaan yang melimpah.

Marilah kita realisasikan Islam itu Rahmatan lil Alamin
Kita bangun moral pribadi lepas pribadi

Kita bangun moral umat
Kita bangun ekonomi umat,


Sehingga tidak ada lagi umat yang busung lapar
hingga mati kelaparan

ditengah negeri yang penuh berkah.

Tidak ada lagi umat berkeliaran, berteriak hingga menjerit dan meraung, mengemis dipinggiran jalan pada saat adzan berkumandang, hanya demi sesuap nasi, sekeping rupiah yang mungkin tak banyak memberi arti.

Marilah saudara/i ku semua, bergandeng tangan, bangkitlah majulah bersama. Sebab tiada KAU tanpa AKU, yang ada adalah KITA dalam naungan dan kasih sayang ALLAH SWT.

Marilah saudara/i ku, maju bersama menuju jalan yang diridhoi Allah SWT.

Dengan demikian insya Allah Raya lah Indonesia,
Insya Allah.

Wassalam wrwb,
Saudaramu


Assalaamu'alaikum warahmatuLLAH wabarakaAtuh,

Pak Pudin, ini ada yang menanggapi tulisan antum semoga bermanfaat ...... Jazzakalah !!

sudaryono /22022006
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
------ selamat membaca---------

ass.wr.wb.

menarik juga tanggapan saudara kita yang muallaf itu, kelihatannya beliau banyak belajar dan sedang belajar terus dan kita berharap semoga Allah selalu memberikan tambahan ilmu yang lebih luas lagi meski kemudian bisa dipastikan keilmuannya tentang al-islam tsb akan melebihi pengetahuan kita yang hanya belajar disisa-sisa waktu.
hikmah yang bisa kita ambil antara lain adalah mengambil manfaat dari semangatnya untuk memacu dan memicu diri kita untuk lebih giat lagi belajar dan saling sharing sehingga sinyalemennya tentang sikap sebagian ummat islam bisa kita renungi sambil kita analisa untuk ditindak lanjuti minimal oleh pribadi kita masing2, karena akan sia2 juga kalau kita ber- analisa tanpa ditindak lanjuti dengan usaha nyata. kalau saya boleh memberikan masukan maka saya akan merujuk kepada beberapa kata bermakna dari tulisan saudara kita tadi , antara lain :

-- Allah Maha Luas Ilmunya
-- tentang sikap hidup
-- Rahmatan lil A'lamin

ketiga ungkapan tsb sebenarnya saling terkait dan bisa saya uraikan sebagai berikut :
Salah satu asma'ul husnaNya Allah adalah : ALWASSI yang artinya adalah Yang Maha Luas; Al-Wassi berarti juga kaya,lapang dan tak bertepi. Allah Maha Luas keagungan-Nya, Maha luas rizki-Nya dan Maha Luas Kekuasaan-Nya.
Hikmah yang bisa kita ambil dari sifat ALWASSI tsb adalah makin luas sebuah tempat makin terlihat kecil sebuah benda yang ada didalamnya dan makin sempit sebuah tempat makin terlihat besar sebuah benda yang ada didalamnya. seekor tikus yang ada didalam kamar mandi akan kita rasakan terlihat besar sehingga menakutkan sedangkan bila seekor tikus tadi ada disebuah lapangan bola tentu akan terlihat kecil sehingga nyaris tak menakutkan sedikitpun.
Bila hati kita luas, lapang...maka kita bisa memandang sesuatu masalah (apapun) akan menjadi kecil dan mudah mencari solusinya sebaliknya bila hati kita sempit maka setiap persoalan akan terasa besar sehingga kita akan mudah bereaksi tanpa solusi. untuk membuat hati kita luas dan membuat kita lapang dada maka kita harus menambah terus ilmu kita, wawasan harus diperluas dan pengalaman harus diperbanyak seiring dengan bertambahnya usia kita; tanpa itu semua kita akan terjebak kedalam suatu kondisi dimana kita akan merasa sok tahu, merasa benar sendiri, dan mudah menyalahkan orang lain. hati yang luas akan menjadikan kita orang yang pemaaf , tak mudah tersinggung, tak ada dendan dan kebencian serta tidak mudah mendramatisir masalah .inilah sikap hidup yang harus kita bangun dalam setiap aspek persoalan hidup.
Bila kita mampu bersikap arif, bijak dan santun maka setiap kata dan prilaku kita insya Allah akan mudah mengahadapi kenyataan hidup, bahwa sekecil apapun usaha kita, apapun latar belakang kita dan apapun tingkat sosial kita maka semua itu harus menjadi rahmat bagi alam semesta, artinya hidup kita harus bermanfaat bagi orang lain (termasuk tumbuhan dan binatang); bahwa sejelek apapun nasib kita, sesakit apapun perasaan kita , tidak boleh sampai merugikan orang atau pihak lain.

ada beberapa hadits pendek yang mashur kita dengar antara lain : - berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain, bertaqwalah walau hanya dengan sebiji kurma.
saya pernah punya pengalaman pribadi yang tak pernah saya lupakan yang perlu saya sampaikan untuk mendukung uraian saya diatas, misalnya: - pernah jempol kaki saya digigit tikus sewaktu tidur dibawah padahal sore hari sebelumnya saya mencari lem tikut (untuk berniat membunuhnya) tapi kebetulan toko yang saya datangi stoknya habis, saat itu juga saya langsung minta maaf kepada tikus dengan cara ngomong sendiri dibagian dapur rumah yang biasanya tikus berkeliaran dan saya katakan bahwa saya berjanji tidak akan membunuhmu lagi maka yang terjadi adalah besoknya dan seterusnya tikus2 tsb menghilang dari rumah saya entah kemana ...
- lain waktu saya sempat tercengang melihat seekor kucing berak (maaf) dengan tenangnya di closet kamar mandi saya padahal biasanya dia berak disembarang tempat, kenapa?... saya ingat karena saya pernah memperlakukannya dengan santun , sering saya ajak makan bersama sehingga kendati istri saya menaruh ikan tanpa ditutup (karena lupa) sang kucing tak mau mencurinya, subhanallah ...

Jadi, mengomentari kegundahan saudara kita tadi menurut saya adalah justru dengan memperhatikan firman Allah yang pertama kali diwayukan adalah :
- Iqra' = bacalah, perluas ilmu dan wawasan, tapi harus dengan - bismirobbika = dengan menyebut Tuhanmu, karena semata-mata menuntut ridhoMu (Yang Maha Pencipta) . Maka ilmu apa saja yang kita cari dan kita peroleh -belajar dari ke Maha Luasan Allah- akan membuat kita cerdas (baca :arif dan bijak) - belajar membagun sikap hidup - dan akan kita manfaatkan sesuai dengan keinginan Allah - manifestasi dariRahmatan lil 'Alamin -

sebelum lupa, saya ingin mengingatkan kepada kita bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan RuhNya Allah ketika kita 4 bulan dalam kandungan " Dan Aku tiupkan ruhKu padanya dst...(ayatnya saya lupa), maka ini berarti pada hakekatnya hidup kita harus berjalan sesuai dengan kehendak Allah juga.dan dalam ayat yang lain Allah berfirman : "Allah yang menciptakan kamu dan apa2 yang kamu perbuat"

Wallahu A'lam bisshowa

POLITIK BUKANLAH KEBALIKAN DARI ITIKAD BAIK

Waalaikumsalam wrwb
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi saudaraku/keluarga dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari Amin

Terimakasih saudaraku masih peduli dengan moral dan semoga masuk dalam golongan manusia yang berahklak mulia.

Sebaiknya jangan terjebak dalam arus yang mengkambing hitamkan politik.Politik tidak berarti jelek, buruk.Politik bukanlah kebalikan dari niat baik.Sesungguhnya realisasi dari suatu niat baik pun juga masuk dalam pengertian politik.

Pengertian politik sebagai sesuatu yang buruk adalah suatu kekeliruan besar.

Niat baik jangan dipertentangkan dengan politik, jangan terhebak saudaraku.

Politik itu tidak jahat tidak pula buruk.Jika ada yang buruk, maka itu bukan politik melainkan dari niat yang ada dan diwujudkan dengan politik.

Yang perlu diperhatikan adalah apakah politik itu didasari dengan niat baik atau niat buruk?

Sepertinya perbedaan niat baik dan niat buruk itulah yg harus diwaspadai.Dan mungkin itu dapat dibedakan dari perbuatannya.

ibarat pohon akan kelihatan dari buah nya.

Kira-kira demikian saudaraku.

Selamat berjuang mewujudkan niat baik dalam perbuatan sehari-hari.

Wassalam wrwb
Saudaramu





djoko suryanto wrote:
assalamu'alaikum wr wb. sebagai bahan kajian, mungkin ada baiknya anda bukasitus detik hari selasa tgl. 21 maret 2006, berkenaan dengan penerapansyariat islam di aceh-------------------------------------------------------Batas Niat Baik dan Komoditas PolitikGatra.com - Perda anti-pelacuran Tangerang memperlebar medan kontroversi isumoral. Maka, arus perdebatan RUU APP yang sudah bergulir juga meluber kePerda Nomor 8 Tahun 2005 itu. Bagi yang kontra dan pro, kasus perda Tangerangmemberi efek bola salju tersendiri. Bagi barisan penolak, kasus perdaTangerang itu membuat mereka lebih nyaring menyerang perda-perda serupa didaerah lain. Makanya, Jumat lalu di Jakarta, sejumlah LSM membentuk KoalisiAnti-Perda Diskriminatif. Mereka menilai perda Tangerang dan RUU APP punyabenang merah: diskriminatif pada perempuan dan mengandung semangatformalisasi syariat Islam. Kelompok penyokong itu menyangkal tudingan bahwalarangan pornografi dan pelacuran mendiskriminasi perempuan. ''Harkat danmartabat kaum wanita malah terangkat dengan perda pelacuran,'' ujar KurniaWidiastuti, Ketua Persaudaraan Muslimah, yang menggelar aksi di Tangerang.Pangkal argumen mereka: pornografi, pornoaksi, dan pelacuran dapat merusakmoral publik. Beberapa hari terakhir, aksi-aksi dukungan pada perdaanti-pelacuran meramaikan halaman kantor Wali Kota Tangerang. Spekulasipolitik ikut mewarnai.[Nasional, Gatra Edisi 19 Beredar Senin, 20 Maret 2006]Baca berita selengkapnya di http://www.gatra.com/artikel.php?id=93179

ULAMA DAN PEJABAT

Al-Ghazali dalam bukunya "Ihya' 'Ulumuddin", II, halaman 140-141, mengutip hadis Nabi yang berbunyi,"Sebaik-baik pejabat ialah mereka yang datang kepada Ulama, dan sejelek-jelek Ulama ialah mereka yang datang menghadap kepada pejabat (Umara')." Dan beliau menyitir hadis Nabi:"Para Ulama itu adalah pemegang amanah para Rasul atas hamba-hamba Allah selama mereka tidak bergaul dengan Sultan (penguasa). Apabila mereka berbuat demikian maka telah berarti mereka menghianati para Rasul.Maka dari itu waspadalah terhadap mereka dan jauhkan dirimu daripada mereka itu!"
Barangkali keadaan seperti tersebut di atas adalah kebalikan daripada keadaan saat ini.
Pula, barangkali apa yang disampaikan oleh Al-Ghazali adalah merupakan penjabaran dari larangan untuk tidak mengkultuskan sosok tertentu.Mengidolakan sosok secara berlebihan seperti artis idola, politikus idola dan lain-lain sosok yang dianggap sukses dalam bidang tertentu.
Mungkin juga pesan "waspadalah" yang disampaikan oleh abang napi dalam acara disebuah stasiun televisi swasta merupakan jabaran lanjutan dari pesan Al-Ghazali untuk tidak terbius dengan apa yang disebut kesuksesan sosok tertentu.
Jikalaupun harus ada sosok idola, idaman, bahkan tauladan sekalipun maka sosok itu cukuplah para Nabi dan Rasulullah, setidak-tidaknya yang menjadi ukuran harus dikembalikan, tidak terputus dengan perilaku, sikap ataupun ahlak para Nabi dan Rasulullah.
Sebagai manusia sepertinya para Nabi dan Rasulullah cukuplah menjadi tokoh idola, idaman ataupun tauladan bagi kita yang pada mereka sepertinya kita tidak perlu waspada.
Insya Allah kita masuk menjadi golongan pengikut para Nabi dan Rasullulah, Insya Allah.