RAYA INDONESIA

Friday, June 09, 2006

PEMAHAMAN YANG KURANG/RENDAH AKAN ISLAM

Ketika membaca Gatra.com tanggal 09/06/2006, dimana pada salah satu berita disebutkan "Menag: Ormas Islam Anarkis Perlu Dipertanyakan"
Catatan sederhana ini merupakan tanggapan atas berita tersebut.
Salah satu latar belakang saya belajar agama adalah karena sering terjadinya salah paham (hingga bentrok seperti layaknya musuh dalam suatu peperangan) antara pemeluk agama Kristen dengan Islam.

Sebagai seorang Katolik saya belajar Al Kitab dan kemudian saya hubungkan dengan pelajaran/mata kuliah Hukum Islam karena kebetulan saya kuliah di fakultas Hukum.

Dari pelajaran itu saya dapat beberapa hal antara lain; baik Kristen maupun Islam sama-sama mengajarkan (menyuruh umat manusia) berbuat kasih sayang.Yesus Kristus (Nabi Isa) mengajarkan kasih sayang, memafkan dan seterusnya, demikian pun Nabi Muhammad SAW sebagaimana juga firman Allah yang tertulis dalam Al Qur'an.

Allah yang disembah pun adalah satu.Yesus Kritus mengajarkan untuk menyembah Allah yaitu Allah yang disembah oleh Abraham (Ibrahim), demikian pula yang disampaikan oleh Nabi Muhammad. Dan Allah itu satu.

Menurut pelajaran yang saya dapat, tidak ada pertentangan antara Injil maupun Al Qur'an.Tidak pula perlu ada yang dipertentangkan termasuk oleh masing-masing pemeluknya.

Jika kemudian ada pertentangan itu adalah akibat kemampuan para pemeluknya menterjemahkan atau memahami arti, maksud serta makna dari firman yang mereka baca.

Kemudian rendahnya kemampuan atau pemahaman para pemeluk agama Kristen dan pemeluk agama Islam ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan pemeluk ke-2 agama tersebut hidup damai penuh rasa persaudaraan.
Barangkali bagi umat Kristen, Islam ataupun Yahudi perlu mengkaji kembali semangat "Piagam Madinah".Piagam Madinah sepertinya salah satu bukti yang tidak dapat dibantah, bagaimana umat Islam harus hidup bersaudara tidak boleh bermusuhan, harus saling membantu melawan musuh.

Menurut analisa saya, kekurang pahaman tentang agama sepertinya lebih dominan pada pemeluk agama Islam, meskipun secara formal umat Islam lebih hafal tentang ayat-ayat suci.

Terus terang saya salut dan hormat terhadap umat Islam yang tidak sedikit hafal Al Qur'an.Itu sangat berbeda dengan umat Kristen khususnya saya.

Selama kurang lebih 30 tahun sebagai seorang Katolik, 10 ayat Al Kitab pun saya tak hafal. Berbeda setelah saya menjadi Islam yang baru sekitar 6 tahun sudah dapat menghafal lebih dari 10 ayat Al Qur'an.

Namun dalam pemahaman arti dan makna sepertinya ini yang kurang bagi umat Islam secara umum.

Kekurangan pemahaman ini cenderung menjadi fanatisme sempit yang berpotensi menjadi anarkhis dan mudah dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu.

Selain itu umat islam di Indonsia sepertinya kurang tertib administrasi atau manajemen termasuk pengorganisasian. Sepertinya semua orang bole mendirikan organisasi dengan membawa nama Islam.

Itu berbeda sangat dengan Katolik, tidak semua orang katolik boleh mendirikan organisasi yang membawa nama katolik.

Spertinya bolehlah kita belajar dengan keadaan organisasi gereja katolik tersebut demi tertib organisasi dengan membawa nama besar Islam sehingga tidak semua orang secara bebas membawa-bawa nama besar Islam. Dalam suatu kesempatan saya sudah beberapa kali sampaikan tentang perlunya tertib organisasi dengan membawa nama Islam.

Bandingkan saja misalnya Rumah Sakit Katolik dengan Rumah Sakit Islam, siapa pemiliknya?

Demi menjaga nama baik dan nama besar Islam sebagai Rahmatan lil alamin, sepertinya harusnya ditertibkan (adakan regulasi) tentang organisasi dengan membawa nama Islam.

Bagi umat Islam sebaiknya perbanyak membaca terjemahan (tafsir) Al Qur'an.Sebaiknya perbanyak membaca Al Qur'an daripada mendengar ceramah. Insya Allah umat Islam tidak mudah digerakkan untuk berbuat anarkhis sebab islam itu adalah kasih sayang.

Jika ada waktu, kunjungi/baca http://harusnya.blogspot.com/ disana ada catatan sederhana dan jika berkenan mohon diberi saran dan kritik demi menuju kebaikan dan kebenaran untuk terwujudnya kemaslahatan ummat.
Dengan demikian, insya Allah sejahtera dan makmurlah ummat serta Raya lah Indonesia.

Insya Allah