Pasca perang dingin antara Amerika Serikat yang disebut-sebut sebagai wakil ideologi kapitalis dengan Uni Soviet yang disebut-sebut sebagai mewakili ideologi Komunis, yang ditandai dengan bubarnya USSR (Uni Soviet Sosialis Rusia) dan robohnya tembok berlin barangkali kebanyakan bangsa-bangsa dunia lupa dengan bahaya komunis.
Sepertinya kekuatan komunis dianggap sudah mati dan terkubur, komunis bukan ancaman lagi.
Tapi kemungkinan Amerika Serikat tidak demikian adanya.AS tetap mewapadai munculnya negara komunis baru menggantikan USSR.
Duniapun sepertinya melupakan atau barangkali tidak memperhatikan bagaimana kekuatan komunis di RRC (China) yang saat dikuasai oleh Partai Komunis China (PKC).
Sepertinya Partai Komunis China berhasil meningkatkan perekonomian China, barangkali itu pula yang memperkuat posisi PKC tersebut di RRC yang dijuluki negeri tirai bambu itu.
RRC sepertinya dalam pergaulan internasional jarang berbicara tentang ideologi, dan barangkali itu pula yang membuat kebanyakan masyarakt dunia tidak memperhatikan bagaimana komunis berkuasa di negeri itu.
AS tentu gerah melihat bagaimana RRC mempengaruhi dunia melalui perekonomian/perdagangan. Dan tentu AS tidak akan tinggal diam serta tidak rela bila RRC muncul sebagai pengganti USSR.
Untuk mengantisipasi RRC, AS menetapkan pajak barang-barang impor dari RRC seperti textil hingga 80-88%.Namun RRC tidak kehilangan akal, barang-barang dari China dikirim terlebih dahulu ke Indonesia (perhatikan maraknya penyeludupan barang-barang dari China).Kemudian barang-barang tersebut di ekspor ke AS seolah-olah barang tersebut produk Indonesia.
Cara itu dilakukan China tentu antara lain untuk menghindari beban pajak, karena AS menetapkan pajak barang impor dari Indonesia hanya sekitar 8 %.
Patut diduga adanya penentangan BUSH II datang ke Indonesia mempunyai hubungan dengan kepentingan China di Indonesia. Barangkali China tidak menghendaki Indonesia menjalin hubungan baik dengan AS, karena tentu dapat mempengaruhi kepentingan China di Indonesia.Sementara Bush (AS) gerah melihat peran China di Indonesia.
Jika AS dianggap sebagai kekuatan yang mewakili kekuatan agama tertentu, maka sepertinya adalah lebih baik bekerjasama/berteman dengannya dibandingkan berteman dengan komunis.
Jika ada pesan suci yang berbunyi;
"jika kamu berteman dengan penjahat selama 40 hari maka kamu akan menjadi penjahat"
Barangkali ada relevansinya:
Jika kamu bertemen dengan komunis selama 40 hari, maka kamu akan menjadi komunis.
Barangkali pula ada dalam benak tuan Bush, orang beragama kok berteman dan bermesra-mesraan dengan komunis.
Entahlah.......
Namun sepertinya sikap waspada tetap perlu.Insya Allah tetap waspada terhadap bahaya komunis.