RAYA INDONESIA

Thursday, April 06, 2006

Pornoaksi Dan Pornografi

dasar nasibmu wrote:
alamaaakkk!!!....pusing kepala awak, membaca surat pak joko tentang keluarga parno yang terdiri dari grafi dan aksi saja awak sudah bingung, karena batasannya pun sudah tak jelas, ditambah pila dengan tulisan pak daryono pornoimaji , apapula ini. awak takut kalo tau-tau awak sedang di atas angkot langsung digari oleh petugas yang sok kebanyakan aksi, dengan tuduhan awak tersangkut kegiatan pornoimaji, karena disangkanya awak sendang memikirkan penumpang yang sangat seksi, yang bajunya terbuka sana-sini, padahal awak sedang melamun memikirkan anak istri, apakah awak dapat setoran hari ini yang bisa awak bawa pulang kembali, susah nian hidup di negeri ini
ngomong-ngomong menurut kawan awak yang dari betawi, imaji ini tak sama pada setiap manusia, tergantung pula dengan apa yang ada dalam otaknya, kalau otaknya ngeres, yang keluar ngeres pula katanya.
beda pula kawan awak yang dari jawa, katanya di jawa kalau ada upacara adat dari rakyat sampai pejabat semuanya tak pakai baju, tetapi karena pikiran bersih, hasilnya bersih pula
ada pula di daerah bali bapak gubernurnyalah yang mengatakan, kalau di bali tak sedikit yang yang berpaikaian minin dan apa adanya namun tak pernah terjadi orang diperkosa, lain pula di irian jaya orang pakai koteka di tengah kota pun tak mengapa, coba kalau dijakarta, lain pula akibatnya.
imaji ini memang dapat membalikkan fakta yang ada, coba saja kalau manusia imajinya sudah rusak, orang tertawa dianggap menghina, orang berlari dianggap pencuri, orang berbuat baik malah dihardik, orang ngajak bersatu ditanggapi dengan marah melulu, nah terserahlah imaji masing-masing dalam membaca tulisan awak ini. mau marah silakan, mau diam silakan asal jangan jadi uring-uringan, nanti imajinya jadi tak karuan, sehingga dalam menyerap sesuatu menjadi berantakan



syaidin simbolon menulis:

Assalamualaikum warahmatuLLahi wabarakatuh,
Semoga saudaraku selalu dalam lindungan Allah SWT dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.Amin


Saudaraku yang baik,
Angin adalah angin
Milis adalah milis,
Bila angin berlalu itu boleh jadi
Namun bila milis dikaji
boleh jadi membekas dihati,

Saudaraku yang budiman,
Tak perlulah pusing kepala, pula tak perlulah uring-uringan.
Pornografi pun porno aksi adalah porno, imaji adalah imaji.Porno aksi/grafi tentulah tak bebas, namun imaji (nasi) adalah bebas.Orang boleh berhayal apa saja, namun dan barangkali pornografi pun pornoaksi tak mampu memvisualisasikannya.

Jika porno aksi/pornografi dapat dilarang, namun pornoimaji bagaimana tuan dapat melarangnya.Barangkali tuan hanya dapat melarang pornoimaji tuan sendiri.

Pornoimaji barangkali hanya merupakan urusan tuan sendiri (sebagai manusia pribadi), namun porno aksi/grafi sudah bersinggungan dengan orang lain.

Koteka, Telanjang pada acara adat suatu komunitas dan lain-lain tradisi yang tidak menutup bagian badan tertentu dari sekelompok masyarakat tertentu barangkali bukanlah masuk pornoaksi/grafi pada kelompok masyarakat itu.Namun akan lain halnya bila sudah bersinggungan dengan kelompok masyarakat lainnya.

Sudahlah menjadi hukum alam, (barangkali boleh menyebutnya dalam masyarakat beradab) tentulah harus ada aturan, batasan-batasan dalam pergaulan hidup.Janganlah kepentingan ku sampai menabrak kepentingan mu.Mungkin batasan-batasan inilah yang kemudian disebut hukum. Dengan hukum itu diharapkan masia itu akan tertib.

Barangkali, telanjang pada acara adat, begitupun koteka adalah karena perbedaan pornoimaji.Pula barangkali pornoimaji ini adalah salah satu kelebihan/keunikan manusia dari mahluk lainnya. Dan barangkali Yang Memberi keunikan itu mengetahui percis kecenderungan pornoimaji itu, maka barangkali pula Yang Memberi keunikan itu mengetahui cara untuk mengendalikan pornoimaji agar jangan sampai menjelma menjadi pornoaksi/grafi. Untuk itu diperintahkankan menutup bagian tubuh yang sering menjadi objek pornoimaji.

Manusia memang bermacam-macam (bersuku-bangsa), pula maunya macam-macam.Namun perlu dikaji, kemauan (tradisi) yang bermacam-macam itu belumlah tentu benar.Terlebih-lebih jika sudah bersingggungan dengan komunitas lain. Mungkin adanya aturan pornoaksi/grafi adalah salah satu
pertanda Islami sebagai penyempurna, prinsipnya bernilai universal.

Sebenarnya tidak perlu debat-debit tentang, sebab majalah, koran, tayangan yang bergentayangan mengumbar aurat di negeri ini bukanlah dalam rangka acara adat telanjang, ataupun koteka dari Irian Jaya. Dan barangkali saudaraku juga tau. Tak perlu debat-debit itu, hanya membuang-buang uang dan waktu secara tak berguna.

Untuk itu marilah kita sama-sama berjuang untuk menuju jalan yang diridhoiNya.

Wabillahitaufik walhidayah.
Wassalamualaikum warahmatuLLAHI wabarokatuh.

Saudaramu

0 Comments:

Post a Comment

<< Home