BUDAYA MASSA
Aku punya teman yang punya cerita agak menarik.Layaknya temanku itu bukan seperti kebanyakan massa.Temanku itu pernah bercerita tentang kebiasaannya mengemudikan mobil di jalan raya.
Adapun cerita temanku itu antara lain adalah sebagai berikut :
Jika anda perhatikan sikap, tingkah pola masyarakat Indonesia saat ini (ambil saja JABOTABEK). Lalu coba anda baca peraturan yang mengatur bagaimana harusnya. Kemungkinan anda akan menemukan keadaan yang bertolak belakang.
Untuk lebih sederhana lihat bagaimana pengemudi kenderaan bermotor di jalan raya baik jalan tol maupun jalan konvensional.Pada jam-jam sibuk atau padat lalu lintas anda akan melihat antara lain;
Ketika di jalan tol anda akan melihat; mobil yang cepat (mewndahului) dari lajur kiri, yang lambat pada lajur kanan. Padahal menurut aturannya, seharusnya mendahului dari lajur kanan, yang lebiuh lmabat pada lajur kiri.
Mobil melintas pada bahu jalan.Padahal ada peraturan yang melarang melintas pada bahu jalan. Larangan tersebut juga dituliskan nyata-nyata pada bagian bahu jalan tol dipajang rambu yang bertuliskan, "Dilarang Melintas Pada Bahu Jalan".
Tidak jarang mereka melintas pada bahu jalan (yang dilarang) lebih cepat dibanding dengan kenderaan yang melintas pada badan jalan (yang seharusnya).
Maka jika anda melintas pada lajur paling kiri, jangan kaget apabila tiba-tiba anda disuguhi bunyi klackson, seolah olah memperingatkan anda agar ia lebih lebih leluasa pada jalur/lajur yang salah. Tak bedanya dengan keadaan, sudah salah berteriak-teriak lagi membentak orang lain yang berada pada jalur/lajur yang benar. Merasa bangga, hebat karena melanggar peraturan. Sangat tercela...Naudzubillah mindzalik.
Pada jalan raya konvensional anda akan melihat jalan yang terdiri dari daua lajur untuk mobil dibuat menjadi tiga lajur.Akibatnya sepeda motor tidak punya jalan, hingga terpaksa pengendara sepeda motor terkadang harus melintasi trotoar atau melakukan gerakan zig-zag.Seolah-olah pengendara sepeda motor atau pejalan kaki tidak punya hak atas jalan.Sangat memprihatinkan.
Dan lebih anehnya lagi keadaan bertentangan dengan peraturan tersebut tidak jarang disaksikan oleh petugas polisi lalulintas.
Tentang pelanggaran peraturan lalin tersebut entah sudah berapa kali aku melaporkan pelanggaran rambu lalin itu ke Polda Metro Jaya melalui layanan sms ke 1717. Sebaiknya para pelanggar rambu lalin itu langsung di tilang. Dan pada salah satu kesempatan aku laporkan bahwa aku telah menjadi "rambo" untuk menegakkan tatib lalin meskipun mobil ku sering menjadi korban.
Haruskah aku menjadi "rambo"???
Sepertinya belum ??!!
Keadan tersebut diatas pernah aku ceritakan pada teman, namun dia tidak kecut, malah memberi saran. Jika yang menyuruh semua orang untuk korupsi. Selesai lah!!!
Masya sih ???
Aku masih mengharap dan mengajak anda agar tertib lalin, moga-moga dengan tertib lalin akan tertib dalam sikpa dan pola hidup dan kehidupan yang lainnya.
Jadilah manusia yang berbudaya tinggi (hight culture) jangan menjadi manusia yang berbudaya rendah/hina (masse culture).Jadilah manusia beradab, jangan jadi biadab.Insya Allah
Selanjutnya temanku berkata; jadilah polisi yang baik dan benar minimal bagi diri sendiri.Insya Allah semuanya akan menjadi baik dan benar.Insya Allah
0 Comments:
Post a Comment
<< Home